Singo Mudho : Regenerasi Reog Ponorogo di Laut Sakti Rantau Bertuah Natuna
Natuna, resonansi.co - Kesenian Reog Ponorogo, yang berasal dari Jawa Timur, telah lama menjadi bagian dari kehidupan budaya masyarakat di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Seiring waktu, kesenian ini berakulturasi dengan budaya lokal Natuna, menciptakan harmoni yang memperkaya khazanah seni daerah.
Proses akulturasi ini dimulai sejak tahun 1990-an, ketika masyarakat dari Ponorogo, Jawa Timur, bertransmigrasi ke Natuna. Mereka membawa serta tradisi Reog Ponorogo, yang kemudian berkembang dan berkolaborasi dengan kesenian lokal Natuna. Di Desa Gunung Putri, Kecamatan Bunguran Batubi, para sesepuh seniman Reog berupaya menjaga eksistensi kesenian ini di tengah tantangan zaman dan usia para pemain yang semakin lanjut.
Sebagai bentuk regenerasi, pada akhir tahun 2024, didirikanlah Sanggar Seni Singo Mudho oleh generasi muda setempat. Sanggar ini bertujuan melanjutkan perjuangan para sesepuh dalam melestarikan seni Reog di Natuna. Dengan sarana yang terbatas, anggota sanggar menunjukkan kekompakan dan semangat untuk tetap eksis.
Pentas perdana Singo Mudho berlangsung pada Sabtu malam, 13 April 2025, di Pantai Piwang, Kota Ranai. Pertunjukan ini disambut antusias oleh masyarakat, membuktikan bahwa perbedaan seni dan budaya tidak menjadi penghalang untuk menikmati pertunjukan yang mungkin asing bagi sebagian orang.
Ketua Sanggar Seni Singo Mudho, Rusno, mengungkapkan rasa terkejutnya atas antusiasme masyarakat terhadap pertunjukan Reog. Ia berharap semangat ini dapat menjadi motivasi untuk terus melestarikan Reog Ponorogo di Natuna. Sanggar ini juga terbuka bagi pemuda yang ingin mengenal dan mempelajari kesenian Reog, termasuk anggota dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Natuna di bawah kepemimpinan Wahono.
“Antusias masyarakat ini menjadi penyemangat kami untuk tampil lebih baik dan meriah lagi nanti. Mudah-mudahan Singo Mudho tetap eksis dan kompak,” ucap Rusno.
Dengan semangat kebersamaan dan cinta terhadap budaya, Sanggar Seni Singo Mudho menjadi simbol regenerasi dan pelestarian Reog Ponorogo di Bumi Laut Sakti Rantau Bertuah Natuna. (Zaki)
Editor : Reza MF
Berita Terkait
Berita Terbaru
518 Warga Binaan Lapas Bagansiapiapi Terima Remisi Kemerdekaan, 28 Orang Langsung bebas
- Rohil
- 17 Agustus 2025 15:31 WIB
Lapas Bagansiapiapi Gelar Jalan Santai dan Senam, Kalapas: Jaga Hutan Kota, Warisan untuk Anak Cucu
- Rohil
- 17 Agustus 2025 15:29 WIB
Polsek Tembilahan Polres Inhil Polda Riau Resmikan Bedah Rumah Merdeka untuk Warga Tidak Mampu
- Inhil
- 16 Agustus 2025 20:15 WIB
Pemkab Siak Gelar Ramah Tamah Bersama LVRI, Angkatan 45, PEPABRI, Wredatama, dan Warakawuri
- Siak
- 16 Agustus 2025 20:13 WIB
Putra Inhil, Robin S.I.P dan Herman Farmi S.P Raih Prestasi Gemilang di Kompetisi Inovasi Proyek Sosial PFmuda 2025
- Inhil
- 16 Agustus 2025 20:11 WIB
Semarakkan HUT RI Ke-80, Keluarga Besar PUTR Gelar Berbagai Perlombaan
- Rohil
- 16 Agustus 2025 17:23 WIB
Semarak Karnaval Budaya Siak 2025, ribuan Pelajar Tampilkan berbagai macam pertunjukan dan Baju Adat
- Siak
- 16 Agustus 2025 16:38 WIB
Apresiasi Nasabah, BRI Kanca Bangkinang Sukses Gelar Panen Hadiah Simpedes
- Kampar
- 16 Agustus 2025 16:31 WIB
Pemerintah dan TP PKK Kabupaten Asahan Salurkan Bantuan Sembako Jelang HUT ke-80 RI
- Asahan
- 16 Agustus 2025 15:13 WIB
MoU Program Rohil Makmur BAZNAS Rokan Hilir Dengan Kelompok Peternak Sapi Binaan BAZNAS Rohil Digelar Sederhana
- Rohil
- 16 Agustus 2025 14:02 WIB
Ratusan Peserta Meriahkan Koppsa-M 5 K Fun Run, Sempena HUT ke 24
- Kampar
- 16 Agustus 2025 13:54 WIB
